Wednesday, November 23, 2011

Burung Manguni di Minahasa

 Burung Manguni yang dinamakan ‘Hoot’ (bahasa Jawa: burung hantu), bentuknya sebesar burung Kakatua, berbuluh hitam keabu-abuan, matanya bulat membelalak menghadap kedepan, ada pula jenis burung hantu kecil ‘Tootosik’ dinamakan sesuai bunyi siulannya. Pada saat “bertugas” mereka bertengger membelakangi arah datangnya berita, apa bila pertanda baik siulannya syahdu dan apabila ada bahaya suaranya tergesa-gesa lemah seakan berbisik. Pertanda akan ada kemenangan mutlak bila ‘hoot’nya nyaring mengalun dan dilakukan berturut 3 kali 9 (‘telu makasiou’). Atas dasar pemikiran ini maka Jan Timbuleng (sekampung dengan Penulis, Walian) menamakan pasukan Permestanya ‘Brigade 999’ atau Triple Nine.
 Masih ada jenis burung malam “Ki’ek”yang sambil terbang menyambar rendah dengan suara melengking (satu kali saja) selalu membawa berita ‘awas bahaya sudah dekat’. Ada lagi jenis burung Kookokuk yang belum pernah dilihat karena tempatnya jauh dalam hutan, apabila siulan si “kookokuk” nya mendekat menandakan bahaya semakin dekat dan bila suara jauh melemah artinya lawan telah menjauh. Pada siang hari ada burung “Menge’ngekek”, sebesar terkukur, buluh coklat, sayap kuning, ekor hitam panjang apabila tetap bertengger dibelukar dengan suara tawa mengejek tanda ‘awas waspada’ dan bila dia terbang rendah memintas didepan dengan suara panjang “nge’ek” berarti sebaiknya berhenti sebentar atau batalkan perjalanan. Kicauan burung ‘Kuoo’ dan ‘Kowkow’ bersahut-sahutan pada pagi hari menandakan suasana gembira dan tenteram, dan yang sekali-sekali diselingi suara mengantuk berat dari burung ‘Mu’kurz’ yang dijuluki roh penjaga hutan yang kesiangan.
Untuk menyelami akan asal usul logo Pemerintah Kabupaten Minahasa yang menempatkan burung Manguni sebagai figur pokok dan pencantuman motto “I Yayat U Santi” perlulah kita tahu latar belakang pembuatannya dan penciptanya.
Pada tahun 1967, Pemerintah Kabupaten Minahasa menyelenggarakan sayembara untuk penciptaan simbol Minahasa,yang diikuti oleh 4 seniman dan oleh Panitia diputuskan bahwa gambar lambang terbaik adalah hasil karya dari Adolf Kainde, kemudian dalam sidang DPRD Minahasa ditetapkan sebagai logo Pemerintah Kabupaten Minahasa.
Adolf Kainde, kelahiran Flores 1937, bersekolah di Tomohon. Setelah Permesta sebagai tenaga harian kemudian disamping mengajar di SMA Aquino sebagai staf redaksi


Harian Kompas edisi Sulut dan saat meninggal di Malalayang thn 2000 sebagai Agent Manager Bier Bintang. Adolf Kainde dikaruniai bakat menggambar dan koreografi, dan untuk konsultasi perencanaan gambar lambang Minahasa, beliau didampingi oleh pamannya Johanis Ngangi, waktu itu sebagai anggota BPH (Badan Pemerintahan Harian) era Bupati Letkol. Sumampouw. Bpk. Johanis Ngangi, kelahiran Tonsea Lama 1912, meninggal 1984 di Tomohon adalah bekas guru Sekolah Rakyat di Tomohon dan pernah sebagai Anggota DPRD Kabupaten Minahasa, beliau juga memiliki bakat melukis dan mengarang lagu-lagu Tombulu antara.lain ‘Opo Wana Natase’ (th.1939).
Adapun dasar pemikiran kedua beliau tersebut bahwa kata-kata “I Yayat U Santi” dari bahasa Tombulu tua yang arti harafia ‘acungkan pedang perang’. Dan ini dapat dibuktikan dan disajikan pada tari-tari perang seperti; seruan dalam tari perang cakalele “KAWASARAN’ (Kabasaran) adat Minahasa. Inilah konteks pengertiannya untuk logo Minahasa adalah “Siap berjuang untuk pembangunan Minahasa”.

Dipilihnya burung Manguni dari antara jenis burung lain didasarkan pada mithos leluhur Minahasa bahwa burung Manguni adalah salah satu ciptaan oleh Roh atau Opo paling atas yang menguasai langit dan bumi. Oleh ‘Opo Empung Wananatas’ tersebut menugaskan kepada burung Manguni (mauni = mengamati) untuk menjaga keselamatan anak-cucu Toar-Lumimuut, berjaga-jaga pada malam hari, tidak boleh tidur dan diberi kemampuan bunyi siul berbeda untuk signal aman atau bahaya. Penulis banyak tahu mengenai hal ini dari Srikandi Permesta, Len Karamoy (asal Tomohon), sebelum Permesta beliau memimpin sekelompok gerilya pecahan dari PPK (Pasukan Pembela Keadilan) pimpinan Jan Timbuleng.
"Wikipedia"

2 comments:

  1. Bos sebaiknya dicantumkan nama penulis aslinya atau sumber tulisannya.
    Terima kasih.

    ReplyDelete